Tuesday, 19 May 2015

4 Tips Jadi Bapak Rumah Tangga

Selama ini orang sibuk membicarakan kesetaraan antara pria dan wanita. Tetapi umumnya pembicaraan terfokus pada bagaimana wanita mencapai karier puncak dan mendapat kesempatan yang sama dengan pria dalam pekerjaan. Lalu bagaimana dengan hak pria untuk menjadi seorang ayah rumah tangga?

Dari data yang didapatkan di RutgersWPF Indonesia (organisasi yang memfokuskan perhatian pada kekerasan berbasis gender dan seksual serta hak kesehatan seksual dan reproduksi), laki-laki di Indonesia diposisikan sebagai manusia super dengan banyak pengharapan seperti harus menjadi pemimpin, kuat, pemberani, dan menjadi pencari nafkah utama. Ketika laki-laki menjadi bapak rumah tangga, hal tersebut masih dianggap janggal oleh masyarakat. Padahal terlibat dalam pengasuhan anak sebenarnya tidak akan menurunkan nilai kelaki-lakian Anda.

Dunia fatherhood sekarang sudah bergeser seiring waktu. Laki-laki hendaknya mendefinisikan ulang tentang bagaimana menjadi laki-laki, apalagi ketika menjadi seorang ayah. Tugas ayah tidak mutlak terbatas hanya bekerja dan mencari nafkah. Peran orangtua juga tidak terbagi menjadi ayah sebagai penegak disiplin, ibu sebagai perawat dengan kasih. Baik ayah maupun ibu dapat berperan sebagai apapun demi kebaikan putra-putri mereka.

Banyak penelitian yang menunjukkan ayah yang terlibat penuh dalam pengasuhan mendorong timbulnya rasa percaya diri, menumbuhkan keberanian dan kecerdasan. Hal tersebut terkait dengan rasa nyaman dan aman yang dirasakan anak ketika dekat dengan ayahnya.

Jika jenis pekerjaan Anda memungkinkan Anda lebih banyak tinggal di rumah dibandingkan istri atau bahkan Anda sepakat dengan istri untuk menjadi full time stay at home dad, tidak perlu merasa aneh sendiri. Di belahan bumi barat sana seperti di Amerika Serikat jumlah stay at home dad terus meningkat dari tahun ke tahun. Memang masih ada orang yang akan memandang Anda sebelah mata, tapi keputusan di tangan Anda. Apapun alasannya, baik keuangan atau perubahan gaya hidup, menjadi seorang ayah rumah tangga penuh memang keputusan besar. Pastikan mental Anda siap di depan. Untuk memperlancar tugas Anda di rumah perhatikan ini:

  1. Sepakati dulu dengan pasangan Anda, apakah di rumah tugas Anda memang full mengurus anak-anak atau melakukan juga pekerjaan domestik seperti mencuci dan membersihkan rumah? Jika memerlukan bantuan seseorang untuk membersihkan halaman mengapa tidak? Tidak semua harus Anda lakukan sendiri.
  2. Pastikan pasangan tahu sistem apa yang Anda terapkan dalam mengasuh anak-anak. Jam tidur siang, jam bermain, kedisiplinan, dan sebagainya. Pola asuh yang kompak mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.
  3. Ayah rumah tangga mungkin species-nya masih langka, tapi bukan berarti tak ada. Carilah support system yang mendukung Anda menjalankan peran. Pasti ada seseorang di luar sana yang berperan seperti Anda. Berteman dengan para ibu mengapa tidak? Anda kelak akan membutuhkan episode terbaru Marsha & The Bear, bahkan info terkini seputar tren mengasuh anak-anak.
  4. Jika wanita memerlukan me time, Anda juga berhak menikmati waktu Anda sendiri. Mungkin bukan ke salon, tapi sekadar bongkar pasang sepeda di akhir pekan, pasangan pasti memahami.

Bagaimanapun rumah tangga dibangun dengan kerjasama antara suami istri. Siapa berperan menjadi apa adalah kesepakatan masing-masing pasangan. Siapa bilang menjadi ayah rumah tangga tidak keren? Lihat Josh Duhamel atau bahkan David Beckham, keduanya tidak keberatan mengasuh anak-anak mereka ketika istri bekerja. Apa mereka kehilangan pesona di mata kaum hawa?